Warning: session_start(): open(/home/merdekamedia/public_html/src/var/sessions/sess_3d389c3eb012ea0484b9d7b14a2011fa, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/merdekamedia/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/merdekamedia/public_html/src/var/sessions) in /home/merdekamedia/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Rusia Ancam Ubah Doktrin Nuklir Gegara Peran Barat di Perang Ukraina - Merdekamedia

Rusia Ancam Ubah Doktrin Nuklir Gegara Peran Barat di Perang Ukraina

3 months ago 45
ARTICLE AD BOX

Moskow -

Pemerintah Rusia mengancam akan mengubah doktrin penggunaan senjata nuklir, untuk merespons apa yang dianggapnya sebagai eskalasi Barat dalam perang di Ukraina. Kremlin menyebut Barat telah "bertindak terlalu jauh" dan menegaskan Moskow akan melakukan segalanya untuk melindungi kepentingannya.

Doktrin nuklir yang ada saat ini, yang tertuang dalam dekrit Presiden Vladimir Putin tahun 2020, menyatakan Rusia boleh menggunakan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir dari musuh atau serangan konvensional yang mengancam keberadaan negara tersebut.

Beberapa analis militer Rusia yang agresif, seperti dilansir Reuters, Senin (2/9/2024), mendesak Putin untuk menurunkan batasan penggunaan senjata nuklir untuk "menyadarkan" musuh-musuh Moskow di Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Juni lalu, Putin pernah mengatakan bahwa doktrin nuklir merupakan "instrumen hidup" yang dapat berubah, tergantung pada kejadian di dunia.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, dalam pernyataan pada Minggu (1/9) seperti dikutip media pemerintah, mengatakan bahwa Moskow akan mengubah doktrin nuklirnya sebagai tanggapan atas eskalasi yang dilakukan Barat dalam perang yang berkecamuk di Ukraina.

Pernyataan Ryabkov itu menjadi pernyataan paling jelas, sejauh ini, bahwa perubahan doktrin nuklir memang akan dilakukan oleh Rusia.

"Pekerjaan ini berada pada tahap lanjut, dan ada niat yang jelas untuk melakukan koreksi," ucap Ryabkov seperti dikutip kantor berita TASS.

Dia menyebut keputusan itu "terkait dengan peningkatan eskalasi musuh-musuh Barat" sehubungan dengan konflik Ukraina.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Read Entire Article